"HARMONY ALAM CERMINAN DARI WARISAN BUDAYA"

Cokelat “Tanaman Unggulan Suku Togutil di Antara Kelapa dan Singkong”

artilel coklat

Komunitas suku Togutil yang mendiami wilayah Halmahera dikenal sebagai kelompok masyarakat yang hidup selaras dengan alam. Dalam praktik pertanian mereka, tanaman bulanan seperti singkong dan tanaman tahunan seperti kelapa telah lama menjadi sumber pangan sekaligus penopang kehidupan sehari-hari. Namun, di antara beragam hasil bumi tersebut, satu tanaman menonjol sebagai komoditas unggulan lokal: cokelat (kakao).

Singkong sebagai tanaman bulanan telah lama menjadi makanan pokok dan cadangan pangan utama. Mudah tumbuh di lahan yang sederhana dan tahan terhadap kondisi iklim tropis, singkong menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat Togutil. Sementara itu, kelapa sebagai tanaman tahunan tak hanya menyediakan daging buah dan air segar, tetapi juga menghasilkan minyak, bahan bakar, serta serat untuk keperluan rumah tangga. Kedua tanaman ini membentuk fondasi pangan dan kehidupan tradisional masyarakat.

Meski singkong dan kelapa berperan penting, cokelat kini muncul sebagai tanaman unggulan yang memberikan nilai tambah bagi komunitas Togutil. Kakao tidak hanya menjadi tanaman dengan manfaat konsumsi lokal, tetapi juga memiliki nilai ekonomi strategis karena menjadi salah satu komoditas perkebunan yang diminati pasar nasional maupun internasional. Keunggulan tanaman cokelat terletak pada kemampuannya tumbuh baik di tanah Halmahera yang subur, serta potensinya meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil panen cokelat, bila dikelola dengan baik, mampu membuka jalan bagi kemandirian ekonomi tanpa mengabaikan tradisi agraris yang telah ada.

Bagi masyarakat Togutil, kelapa, singkong, dan cokelat bukan sekadar tanaman, melainkan warisan budaya yang menghubungkan tradisi dengan peluang masa depan. Kelapa dan singkong mengajarkan tentang keberlanjutan dan ketahanan, sementara cokelat menghadirkan prospek baru untuk memperkuat ekonomi lokal di tengah arus perubahan zaman.